Sebuah perusahaan yang baik akan selalu berusaha untuk selalu memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Untuk itu, banyak perusahaan yang memberikan fasilitas dan benefit yang bisa dipertimbangkan karyawan agar terus bertahan di perusahaan tempatnya bekerja. Berbagai fasilitas yang masuk dalam jurnal manajemen ini diantaranya mulai dari fasilitas yang dikelola pihak pemerintah seperti BPJS sampai dengan fasilitas tambahan yang dikelola perusahaan seperti pelatihan sampai pinjaman karyawan. Dalam artikel kali ini, akan dibahas seluk beluk pinjaman karyawan.
Mengenal Dasar Program Pinjaman Karyawan
Pinjaman karyawan menjadi salah satu program yang dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan meskipun tidak setiap perusahaan mampu memberikannya. Ada berbagai faktor yang kemudian mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mengadakan program pinjaman karyawan ini, salah satunya adalah kondisi keuangan atau kas perusahaan.
Perlu diketahui bahwa program pinjaman karyawan ini bukanlah suatu hal yang wajib diadakan oleh perusahaan. Hal ini berdasar pada ketiadaan program tersebut dalam kewajiban perusahaan merujuk ke peraturan hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan. Hal yang wajib bagi perusahaan adalah
- gaji (upah) sebagai imbalan kerja,
- pesangon apabila pekerja terkena PHK,
- upah lembur atas kerja yang dilakukan di luar jam kerja (tambahan), dan
- pemberian cuti supaya pekerja mendapatkan waktu istirahat memadai dan dapat menjalani ritual keagamaan mereka.
Ya, hanya empat hal inilah yang menjadi kewajiban yang ditanggung sebuah perusahaan kepada para pekerja mereka. Dengan kata lain, perusahaan yang tidak mengadakan program pinjaman karyawan pun tidak dikenai sanksi karena mereka tidak menyalahi peraturan hubungan kerja. Walau begitu, tak sedikit pula perusahaan yang menawarkan program pinjaman karyawan karena memang program ini mendatangkan manfaat bagi kedua belah pihak.
Manfaat Pinjaman Karyawan
Seperti yang disebutkan di atas, program pinjaman karyawan yang umumnya dikelola oleh divisi atau bagian keuangan dalam sebuah perusahaan memang mendatangkan manfaat bagi pihak karyawan dan pihak perusahaan. Inilah alasannya mengapa program pinjaman keuangan perlu dipertimbangkan dalam jurnal manajemen keuangan perusahaan. Program pinjaman karyawan ini tak hanya membantu kesulitan finansial karyawan di saat mendesak saja tetapi juga manfaat lain diantaranya
Merangsang produktivitas pekerja
Apabila pekerja diberikan fasilitas yang dapat meningkatkan kesejahteraannya dan bisa menjangkau fasilitas itu dengan mudah, besar kemungkinan para pekerja ini akan merasa tenang dan nyaman bekerja di perusahaan tersebut. Dengan fasilitas pinjaman karyawan ini misalnya, mereka pun bisa bekerja dengan tenang terbebas dari ancaman masalah keuangan mendadak karena ada perusahaan yang membackup mereka dengan ramah.
Selain bisa menggunakan pinjaman untuk menjangkau fasilitas kerja yang lebih baik dan meningkatkan produktifitas, efek jangka panjang dari suasana kerja yang positif juga membuat pekerja lebih betah berlama-lama di kantor yang artinya juga meningkatkan produktifitas mereka. Jadi tak hanya sebagai solusi masalah keuangan pekerja, program ini juga bisa merangsang peningkatan produktifitas yang juga berkontribusi terhadap profit perusahaan.
Meningkatkan loyalitas pekerja
Setiap pekerja yang telah dibantu saat sedang mengalami kesulitan keuangan tentunya akan berterimakasih kepada perusahaan yang hadir membantu permasalahan yang mereka hadapi. Karyawan yang merasa telah diperhatikan perusahaan akan memiliki loyalitas yang meningkat karena merasakan bahwa ia sudah menjadi bagian dari perusahaan tersebut, meskipun ia hanya berstatus sebagai karyawan.
Rasa memiliki dan menjadi bagian perusahaan adalah hal yang penting untuk membangun loyalitas perusahaan. Mengingat tak sedikit perusahaan yang terpukul oleh masalah loyalitas ini, maka penting untuk menjaga para pekerja selalu diperhatikan oleh manajemen. Salah satunya adalah dengan memberikan pinjaman karyawan yang mudah diakses dan terjangkau, dan benar-benar menjadi solusi membantu permasalahan karyawan, bukan sekedar memutar modal sambil mengejar profit.
Opsi strategi retensi pekerja
Tak hanya meningkatkan loyalitas, pekerja juga akan lebih mempertimbangkan lagi posisinya saat mengalami masalah dengan perusahaan. Mereka akan berpikir dua kali sebelum memutuskan resign mengingat tak semua perusahaan memberikan program pinjaman karyawan seperti di tempat mereka bekerja saat ini. Sedikit banyak, program ini juga turut menjadi bahan pertimbangan penting bagi karyawan.
Bisa saja program ini memaksa pekerja untuk tetap bertahan di dalam perusahaan dan memberikan tenggat waktu tambahan bagi perusahaan untuk menganalisan dan menemukan solusi permasalahan yang menjadi pemicu konflik dengan karyawan yang bersangkutan. Dengan karyawan yang terus dipertahankan, perusahaan pun bisa menekan anggaran untuk rekrutmen dan pelatihan yang bisa saja membutuhkan biaya jauh lebih tinggi dengan loyalitas karyawan baru yang juga masih diragukan.
Menekan biaya manajemen karyawan
Pengelolaan karyawan yang efisien dapat dilihat dari menurunnya turn over karyawan yang artinya juga akan menekan beban biaya yang dibutuhkan oleh tim HR. Seperti yang dibahas di atas, bahwa pinjaman karyawan bisa dijadikan sebagai instrumen ‘pengikat’ karyawan yang dapat membuat mereka tidak semudah itu memutuskan untuk resign.
Biaya manajemen karyawan, salah satunya seperti rekrutmen karyawan baru, memerlukan biaya yang tidak sedikit dengan waktu yang juga cukup lama. Begitu pula dengan berbagai hal lain yang ada kaitannya dengan pengelolaan karyawan, dapat ditekan dengan efisien oleh program pinjaman karyawan.
Menunjang keuangan perusahaan
Manfaat yang banyak dirasakan oleh perusahaan melalui pinjaman karyawan ini adalah sebagai penunjang keuangan perusahaan. Pinjaman karyawan, umumnya memanfaatkan kas perusahaan yang ada kalanya mengalami surplus atau kelebihan. Kas perusahaan dalam kondisi surplus yang terlalu tinggi bisa menjadi indikator bahwa keuangan perusahaan tersebut sedang tidak sehat karena ketidakmampuan perusahaan untuk memutar modal agar menjadi potensi keuntungan yang lebih besar.
Nah, terjadinya perputaran uang perusahaan menjadi tanda bahwa kondisi keuangan perusahaan itu sedang baik-baik saja. dan salah satu cara termudah untuk memutar uang tersebut adalah dengan meminjamkannya kepada karyawan. Meskipun tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi, ini adalah opsi memanfaatkan kas sambil memperhatikan kesejahteraan karyawan mereka.
Syarat Program Pinjaman Karyawan
Terdapat beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi agar program pinjaman karyawan ini dapat berjalan dengan baik. Tanpa bermaksud membeda-bedakan karyawan, persyaratan ini diberlakukan untuk melindungi kedua belah pihak, baik karyawan maupun perusahaan. Persyaratan yang diterapkan biasanya berbeda sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan, namun beberapa hal umum yang perlu dipenuhi diantaranya:
Status
Yang dimaksud adalah status peminjam sebagai karyawan dari perusahaan yang menjadi pemberi pinjaman. Contoh, perusahaan A tidak akan memberi pinjaman untuk karyawan perusahaan B, dan begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, peminjam haruslah terdaftar sebagai karyawan perusahaan bersangkutan yang bertanggungjawab atas penghidupan karyawan tersebut melalui pemberian gaji dan sebagainya.
Batas Maksimal
Ada nominal yang menjadi batas maksimal yang bisa dipinjam oleh karyawan dari perusahaannya. Batas nominal ini biasanya diterapkan merujuk pada jabatan (posisi) dan gaji yang diterimakan pada tiap bulan. Dengan demikian, pinjaman karyawan tersebut tetap bisa dikembalikan tepat pada waktunya tanpa terlalu memberatkan karyawan yang eminjam.
Jangka Waktu
Sama halnya dengan pinjaman dana di bank, karyawan yang meminjam ke perusahaan mereka juga harus memberi keterangan yang jelas terkait lamanya pengembalian pinjaman bisa mereka lakukan. Misalnya, pinjaman senilai Rp12.000.000 dikembalikan bertahap dalam 6 bulan yang artinya gaji karyawan akan dipotong senilai Rp2.000.000 tiap bulan ditambah bunga yang dikenakan oleh perusahaan.
Surat Perjanjian
Diperlukan pula surat perjanjian yang menjadi dokumentasi yang mencantumkan kesepakatan pinjaman diantara perusahaan dengan karyawan. Bentuk dokumentasi ini bisa saja berbeda tiap perusahaan yang pada intinya mencantumkan keterangan yang jelas terkait jumlah pinjaman, jangka waktu pengembalian, dan persetujuan untuk tunduk pada aturan yang berlaku lalu ditandatangani kedua belah pihak.
Perusahaan yang ingin memberikan program pinjaman karyawan melalui divisi keuangan mereka, pastinya akan menganalisa terlebih dahulu bagaimana kondisi perusahaan mereka berdasar jurnal manajemen. Perhitungan pinjaman karyawan bisa saja menjadi lebih rumit, terlebih bagi perusahaan yang memiliki kebijakan yang rigid dan mekanisme yang kompleks.